Rabu, 11 April 2012

Neutrino

Saat ini materi yang diakui dunia sebagai materi dengan kecepatan tertinggi adalah cahaya yang memiliki kecepatan 299792.5 Km/detik, adalah seorang Albert Einstein yang memperkenalkan teori relativitas (E = m.c2), beliau mengemukakan bahwa materi yang tercepat adalah cahaya dan bila ada suatu materi yang melebihi kecepatan cahaya maka waktu yang akan melambat sedangkan kecepatannya tetap.
 

Namun muncul Neutrino, partikel kecil hampir mendekati nol yang terindikasikan memiliki kecepatan yang lebih tinggi dibandingkan kecepatan cahaya. Hal ini diungkapkan oleh sejumlah peneliti di swiss, bahwa neutrino bergerak 20 per 1 juta lebih cepat dari kecepatan cahaya.

Apakah sebenarnya Neutrino ini?

Neutrino adalah suatu partikel dasar yang massanya sangat kecil, pada eksperimen yang terbaru menunjukkan bahwa massanya mendekati nol. Neutrino hanya berinteraksi lewat interaksi lemah dan gravitasi, tak satu pun lewat interaksi kuat atau interaksi elektromagnetik. Neutrino memiliki proses interaksi lemah penampang nuklir yang sangat kecil, neutrino dapat melewati materi nyaris tanpa halangan.
 

Neutrino tercipta sebagai hasil dari beberapa jenis peluruhan radioaktif tertentu atau sebagai reaksi nuklir seperti yang terjadi di Matahari, pada reaktor nuklir, atau ketika sinar kosmik membentur sekelompok atom. Terdapat tiga jenis neutrino: neutrino elektron, neutrino muon, dan neutrino tauon (atau tau neutrino); dan masing-masing jenis memiliki antipartikel yang sesuai, yang disebut antineutrino.

Penemu Neutrino adalah Wolfgang Pauli yang dipublikasikan pada Desember, 1930. Namun neutrino masih memiliki banyak misteri hingga 25 tahun sejak pertama kali didiskusikan mulai ada perkembangan pesat mengenai hal ini.

Penemuan neutrino yang memiliki kecepatan diatas cahaya oleh OPERA (Oscillation Project with Emulsion-tRacking Apparatus) yang berbasis di European Organization for Nuclear Research yang dikenal dengan nama CERN dilakukan dengan cara menembakkan partikel neutrinos ke bawah tanah hingga kedalaman 1400 meter dari laboratorium CERN di Swiss ke Gran Sasso National Laboratory di Italia yang berjarak 730 kilometer.
 

Dipublikasikannya penemuan ini sontak membuat ilmuwan lain diberbagai belahan dunia kaget dan menimbulkan pro dan kontra. Namun sejumlah ilmuwan di Swiss mengungkapkan bahwa dari hasil penelitian Ekeperimen ulang ternyata hasilnya sesuai dengan eksperimen awal.

0 komentar:

Posting Komentar